Dampingi Cakom, Cakris, dan Cabap, Tim Pelayanan Inisiasi Paroki St. Yoseph Medari Berkunjung ke Museum Misi Muntilan
/ February 23, 2023
Sakramen inisiasi merupakan sakramen wajib yang harus diterima oleh umat Katolik. Inisiasi sebenarnya berasal dari Bahasa Latin, “Inire”, yang artinya masuk ke dalam atau “Intiare” yang berarti memasukkan ke dalam. Orang yang menerima sakramen inisiasi artinya mereka telah diterima dan masuk dalam Gereja Katolik. Sakramen inisiasi terdiri dari tiga, yaitu sakramen baptis, tubuh dan darah Kristus (Ekaristi) dan krisma (penguatan). Ketiga sakramen ini merupakan sakramen dasar yang harus diterima umat Katolik untuk menjadi bagian penuh dalam Gereja.
Pada 2023, Tim Pelayanan Inisiasi Paroki St. Yoseph Medari membuka kelas pendampingan untuk Baptis dewasa, Komuni pertama dan Krisma. Sebanyak 7 kelas dibuka untuk melayani pendampingan 3 sakramen ini. Proses pendampingan sudah dimulai sejak November 2022 dan pendampingan rutin dilaksanakan setiap hari Minggu mulai pukul 09.00, bertempat di SMP Kanisius Sleman.
Salah satu rangkaian dalam proses pendampingan yang dilakukan adalah rekoleksi. Tahun ini rekoleksi dilaksanakan dengan mengunjungi Museum Misi Muntilan yang terletak di Kompleks Misi Muntilan, berlokasi di Jalan Kartini, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Museum Misi Muntilan merupakan museum yang menyimpan banyak sejarah mengenai perkembangan agama Katolik khususnya di Tanah Jawa. Saat menapakkan kaki di halaman Museum Misi Muntilan, terlihat patung Romo Van Lith, SJ, seorang rohaniwan yang pertama kali mengajarkan agama Katolik di Muntilan.
Kunjungan dilakukan pada Minggu, 19 Februari 2023. Sebanyak 28 calon komuni pertama (cakom), 90 calon krisma (cakris) dan 6 calon baptis dewasa (cabap) mengikuti kegiatan ini. Didampingi oleh Tim Unit Pengembangan Pastoral (UPP) Misi, seluruh peserta dengan antusias berdinamika bersama. Bersama Tim UPP Misi, peserta diajak bernyanyi, menonton film, dan berkeliling ruangan museum untuk melihat koleksi yang ada di dalamnya. Di dalam museum terdapat banyak jubah, peralatan misa, barang-barang peninggalan sejarah kekatolikan dan foto-foto sejarah. Kegiatan ditutup dengan melakukan refleksi dari pengalaman para peserta dalam kunjungan ini. Harapannya, para cakom, cakris dan cabab dewasa semakin berkembang pengetahuan imannya, semakin mencintai kekatolikannya dan membuka hati untuk ikut terlibat aktif dalam pelayanan di gereja paska pendampingan selesai. (Yulita Rossy)